"Akhir Sebuah Penantian "
Kalian
pasti berfikir, akhir sebuah penantian sangatlah bahagia. Kita bisa bersama
dengan orang yang kita cintai. Penantian.. menurutku, penantian itu nggak ada
akhirnya. Disini aku masih menanti engkau datang tapi apa? Penantian ini hanya
membuahkan penantian yang lebih panjang lagi.
Kamu.. yang pernah membuat jantung ini
berdetak lebih cepat dari biasanya. Kamu.. yang menghipnotis aku dengan
dentingan piano mu. Saat itu, saat masuk kelas baru, disitulah aku mulai
mengenalmu. Sosokmu yang selalu diam dan terlihat cool membuat mata dan hati
tidak ingin terlepas darimu. Di tempat duduk paling belakang, aku selalu
berusaha mencuri pandang. Saat kau bercanda dengan teman – teman mu aku hanya
bisa ikut tersenyum dari kejauhan.
Terus dan
terus aku coba untuk bisa dekat denganmu. Aku mulai sms, chatt, mention dan
yang lainnya ke kamu. Mungkin aku memang terlihat agresif tapi gimana aku nggak
agresif kalau kamu harus menghadapi cowok sedatar dan selempeng kamu? Percakapan
diantara kita saat itu memang sangat sederhana. Percakapan yang tidak ada canda
didalamnya. Percakapan yang sebenarnya tidak ada asyiknya sama sekali. Tapi aku
masih mencoba bertahan pada suasana itu.
Aku mencari – cari sela disaat kamu bisa mengekspresikan dirimu. Yah,
selempeng-lempengnya kamu, itulah yang mebuatku selalu rindu.
Saat
upacara bendera, itulah saat yang paling ku tunggu. Disitu aku bisa melihat
aksi mu memainkan keyboard mengiringi lagu Indonesia Raya. Dengan jemari mu
yang nampaknya sudah lihay disitulah mungkin kamu mengekspresikan dirimu. Setiap
nada yang keluar selalu membuat hati ini lebih tenang dan lebih tenang. Terik
matahari yang tadi menyengat di kulit rasanya seperti diitiup angin sepoi –
sepoi karena alunan nada keyboard mu.
Waktu
memang tidak bisa diajak kompromi. Waktu selalu berjalan cepat disaat kita
ingin merasakan setiap detiknya. Sekarang kita berpisah. Hanya saat upacara,
aku bisa melihat dirimu dengan jelas. Namun, tepat didepanku. Di barisan
depanku ada seorang wanita. Wanita itu selalu memperhatikan caramu bermain
keyboard. Dan saat kau selesai bermain pun, kau menebar senyum kepadanya.
Sungguh, pemandangan yang mengiris hati.
Siapa
wanita itu? Pacar mu? Ternyata, prasangka buruku benar. Wanita itu, dia yang
selalu menemanimu, berbagi cerita suka dan duka, dia yang mengajarkanmu arti
sebuah cinta, dia yang selalu membuat hidup mu menjadi berwarna. Ya, wanita itu
– Pacarmu. Tapi aku, dengan setia nya aku menunggu kamu. Meski dirimu sudah ada
yang punya, aku tetap menunggu. Sebenarnya, hati ini sudah lelah menunggu. Tapi
apa daya. Hanya ini yang aku bisa.
Ingin aku
move on seperti apa yang disarankan teman-temanku, tapi move on hanya sekedar
kata tanpa makna dan tanpa tindakan. Aku tak tahu apa arti move on sebenarnya,
apakah melupakanmu? Apakah mengikhlaskanmu?
Dalam
penantian yang tak kunjung menemui titik akhir. Bayang-bayang masih terlihat
jelas. Aku hanya bisa pasrah, berharap namamu akan terkubur dalam-dalam dan hilang tergerogoti
oleh waktu. Entah sampai kapan.
untuk dia yang selalu menanti entah kapan
da berusaha move meski berat
tetep semangat yaa